[vc_row][vc_column][stm_title title=”Pelatihan nalar Matematika untuk guru dan orang tua SD Exiss Abata”][/stm_title][stm_spacing lg_spacing=”35px”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Lewat gagasan kreatif dan inovatif, Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dikenal publik dengan konsepsi pembelajaran Matematika Nalaria Realistik (MNR). MNR merupakan strategi pembelajaran yang lebih menekankan penggunaan nalar dalam memahami matematika. Pembelajaran berbasis MNR memberikan titik tekan pada peningkatan kemampuan bernalar. Siswa dilatih untuk terampil menganalisis masalah, menarik kesimpulan, dan menyelesaikan masalah dengan berbagai metode pemecahan masalah. MNR ini digagas oleh Raden Ridwan Hasan Saputra, yang tak lain merupakan Presiden Direktur KPM.
Karena ketertarikan untuk mempelajari konsepsi pembelajaran MNR, beberapa Sekolah mengundang KPM untuk menyosialisasikan MNR di sekolahnya. Pada 11-12 Januari 2018, KPM melakukan sosialisasi MNR ke Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) ABATA yang berada di Kembangan, Jakarta Barat.
Pelatihan MNR yang disampaikan oleh tim KPM, yakni Teguh Imam Agus Hidayat dan Muhammad Fachri diikuti sebanyak 28 pengajar SDIT ABATA. Pelatihan ini dilakukan untuk mengenalkan MNR serta penerapannya di Sekolah Dasar.
Dalam sesi pelatihan, pelatih MNR mengatakan kemampuan nalar matematika siswa saat ini masih rendah. Oleh karena itu, pembelajaran Berbasis MNR dapat diaplikasikan di sekolah untuk meningkatkan kemampuan siswa berpikir dengan menggunakan nalarnya.
“Diharapkan metode MNR ini dapat diterapkan pada semua sekolah di Indonesia agar tidak ada lagi siswa yang mengatakan bahwa matematika itu sulit atau membosankan, tetapi justru mengasyikkan dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari,” ujar pelatih MNR.
Sementara itu, Kepala SDIT ABATA, Encep Sopyan Sori menyampaikan bahwa strategi pembelajaran MNR yang disampaikan dapat menambah pengetahuan bagi para pengajar di SDIT ABATA.
“Materi yang disampaikan sangat baik dan pas untuk meningkatkan pengetahuan ustadz maupun ustadzah di sini. Semoga setelah mengikuti pelatihan ini ada peningkatan kualitas pembelajaran dalam kerangka taqarrub ilallah,” ujar Encep.
Hal serupa juga disampaikan Nur Sihadi, salah satu guru Al Quran SDIT ABATA. “Penyajian materinya bagus, seimbang antara ilmu agama dan dunia, memadukan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual. Hal seperti ini harus diterapkan dalam pengajaran dan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Selain pelatihan MNR, para pengajar di SDIT ABATA juga mengikuti seminar cara berpikir suprarasional pada 10 Januari 2018 yang disampaikan oleh tim KPM, Teguh Imam Agus Hidayat. Tak hanya guru, orang tua siswa juga turut dalam seminar tersebut.
sumber : bogorplus.com
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/2″][vc_single_image image=”6683″ img_size=””][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_single_image image=”6684″ img_size=””][/vc_column][/vc_row]