Beberapa petunjuk yang jelas, juga tanda-tanda kasat mata, yang terlihat di Danau Luth, memberikan pesan bahwa ada maksud dibalik semua itu. Dengan pola yang sama, semua peristiwa yang diinformasikan oleh Alqur’an terjadi di Timur Tengah, Jazirah Arab, dan Mesir. Tepat di tengah-tengah beberapa wilayah inilah Danau Luth berada. Danau Luth dan beberapa wilayah di sekitarnya menjadi pusat perhatian para ahli Geologi. Karena, laut ini mengalami penurunan 400 meter dari permukaan Lut Tengah. Padahal, titik terendah di laut itu mempunyai kedalaman 400 meter dari permukaan laut.jadi, dasar laut di tempat itu telah mengalami penurunan 800 meter dari permukaan laut. Ini mejadi titik terendah di muka bumi.

Kedalaman tempat yang berada di Kawasan rendah di daerah laut tidak mencapai lebih dari 100 meter dari permukaan laut. Kekhasan lain yang dimiliki laut itu yang tidak terdapat di tempat lain adalah kadar garam yang mencapai 30%. Dengan kadar seperti itu, biota laut apapun, seperti ikam, rumput laut, tanaman laut, dan lain sebagainya, tidak mungkin bisa hidup di laut tersebut. Oleh karenanya, tempati ini disebut dengan Laut Mati (Dead Sea) di dalam khazanah pengetahuan Barat.

Diperkirakan kisah kehancuran kaum Luth yng diceritakan Al-qur’an terjadi pada tahun 1800 SM. Saat melakukan kajian geologi dan kepurbakalaan, Keller menjelaskan bahwa Sodom dan Gomorrah itu terletak di Lembah Sadim yang menjadi Kawasan paling turun dan sulit diajbkau di Danau Luth.

Padahal, tempat itu dulu paling banyak dihuni di muka bumi, juga paling banyak menonjol dalam strukturnya. Ini menjadi petunjuk yang memperlihatkan peristiwa kehancuran yang diriwayatkan Al-qur’an. Ada lagi bagian yang mirip lidah berbentuk semenanjung di ini sedalam 400 meter, tetapi bagian yang paling kiri dari dasar laut itudangkal sekali. Padahal, hasil penelitian yang didapat selama beberapa tahun memperlihatkan bahwa kedalaman air di tempat ini lebih dari 15-16 meter. Setelah itu, tempat dangkal terbentuk. Ini sebagai akibat dari gempa dan pengendapan yang disebabkan oleh longsor yang menyertainya. Tempat itu bernama Sodom dan Gomorrah, yang ditinggal kaum Luth.[1]

Werner Keller juga membahas soal bagian yang dangkal tersebut, yang diketahui baru terbentuk setelah kejadian dahsyat itu. Pendangkalan itu terjadi sebagai akibat dari gempa bumi dan longsor besar yang disebabkan oleh gempa. Tempat itulah yang memporak prandakan Sodom dan Gomorrah yang menjadi tempat tinggal kaum Luth. Sangat mungkin sekali bila di masa lalu seseorang bisa berpindah dengan berjalan kaki dari tempat it uke tepi pantai lain yang berhadapan. Sekarang, bagian paling bawah Laut Mati telah menutupi Sodon dan Gomorrah yang berada di Lembah Sadim. Sebagai akibat dari longsornya pondasi tanah lantaran dihantam bencana alam berganda yang terjadi pada abad ke-2 SM, air garam terdorong dari kiri semenanjung itu ke tempat kosong dan berlubang itu. Air garam itu pun memenuhi semua tempat tersebut.

Peninggalan kaum Luth sangat jelas ketika kita berlayar menggunakan kapal melewati Danau Luth hingga ke titik terjauh bagian selatan. Ketika matahari mengirimkan cahayanya ke arah kanan, kita akan melihat sesuatu yang mengerikan. Pada jarak tertentu di pantai dan dengan air laut yang bening, akan terlihat jelas batas hutan yang dilindungi oleh kadar garam Laut Mati. Dahan-dahan yang sangat tua dan akar-akar yang terlihat ketuaan berada di bawah air hijau yan gberkilauan.

Lembah Sadim merupakan tempat terindah di Kawasan itu pada masanya. Dahan dan pepohonan hijau tumbuh saat itu. Bunga mawar pu bermekaran di sana. Penelitian geologis dari segi dinamika bencana kaum Luth, mengungkapkan bahwa gempa yang memporak-porandakan kau mini sebagai akibat dari pembentukan rekahan yang panjang di bumi (garis rekahan) sejauh 190 meter. Garis rekahan inilah yang membentuk danau sungai Yordania. Sungai Yordania sendiri mengalami penurunan sekitar 180 m, sementara Laut Mati mengalami penurunan sekitar 400 meter dari permukaan tanah. Fenomena itu menunjukkan adanya peristiwa geologis dahsyat pada periode waktu tertentu.

Struktur Sungai Yordania dan Danau Luth membentuk bagiankecil pecahan dan rekahan bumi yang melewati tempat itu. Tempat dan panjang pecahan ini baru ditemukan pada masa kita saja. Rekahan ini dimulai dari wilayah Gunung Hermon hingga sepanjang bagian selatan, lal Danau Luth, dan terus berlanjut sampai di tengah-tengah pdang sahara Arab, dilanjutkan Teluk Aqabah, kemudian berlanjut melewati Lut Merah ampai ke Afrika. Sepanjang jarak rekahan itu, aktivitas gunung berapi tak pernah berhenti. Ini yang memungkinkan penelitian batu basalt dan gunung berapi yang ada di Gunung Meron (Galilee) Palestina, dataran rendah dan dataran tinggi Yordania, Teluk Aqabah, dan tempat-tempat yang ada di sekitarnya. Peninggalan dan informasi geologi yang dihimpun menunjukkan bahwa Danau Luth mengalami bencana geologis yang mengerikan. Werner Keller menulis sebagai berikut:

“Suatu kali seluruh Lembah Sadim yang mencakup wilayah Sodom dan Gomorrah amblas hingga mencapai kedalaman yang mengerikan. Kehancuran ini terjadi dengan gempa bumi dahsyat disertai beberapa dari gas alam dan kebakaran yang hebat. Kekuatan gunung berapi yang tenang tiba-tiba aktif di kedalaman laut sepanjang lempengan dari lembah itu. Kawah berapi yang bergejolak di bagian atas lembah tepi tepi pantai bagian barat. Ketika itulah uap gunung berapi mengendap dan lapisan dalam batu gunung berapi turun sejauh wilayah yang luas pada permukaan kapur. Uap yang berbatu dan lapisan dalam batu gunung berapi (basalt) menunjukkan bahwa tempat itu memang terkena gempa yang dahsyat dan letusan gunung berapi yang luar biasa pada waktu tertentu.”[2]

Padahal, pada Desember 1957 Majalah National Geographic menurunkan laporan terkait informasi itu sebagai berikut:

“Puncak gunung yang kea rah Laut Mati naik. Sampai sekarang belum ada satupun orang yang berhasil menemukan kota-kota yang hancur: Sodom dan Gomorrah. Hanya saja para peneliti berpendapat dua kota itu berada di Lembah Sadim, yang berhadapan dengan Kawasan padang pasir. Air Laut Mati telang menenggelamkan kedua kota itu setelah gempa yang dahsyat menghancurkannya.”

**Diambil dari Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis Jilid 1 : Kemukjizatan fakta sejarah

[1] Werner Keller, Al-Injil ka Tarikh, 1964, h. 73-74.

[2] Werner Keller, Al-Injil ka Tarikh, 1964, h. 75-76.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *