Al-qur’an berbicara tentang umat-umat dahulu yang primitif dan bagaimana sikap mereka meghadapi para utusan Allah. Salah satu kisah yang diinformasikan Al-qur’an adalah kisah Nabi Nuh a.s dan banjir topan. Allah Swt berfirman:
????????? ?????? ????? ?????????????? (???) ???? ????? ?????? ????????? ????? ???? ?????????? (???) ?????? ?????? ??????? ??????? (???) ?????????? ??????? ???????????? (???) ????? ???????????? ???????? ???? ?????? ???? ???????? ???? ????? ????? ????????????? (???) ?????????? ??????? ???????????? (???) ??????? ?????????? ???? ???????????? ???????????? (???)????? ????? ??????? ????? ??????? ??????????? (???)???? ??????????? ???? ????? ?????? ???? ??????????? (???) ????? ????? ????????? ?????????????? (???) ???? ????? ???? ??????? ??????? (???) ??????? ?????? ???? ???????? ??? ????? ???????????? ???? ??????????????? (???) ????? ????? ????? ??????? ?????????? (???) ????????? ??????? ???????????? ??????? ?????????? ?????? ?????? ???? ?????????????? (???) ??????????????? ?????? ?????? ??? ????????? ???????????? (???)????? ??????????? ?????? ??????????? (???) ????? ??? ?????? ?????? ????? ????? ???????????? ??????????? (???) ??????? ??????? ?????? ?????????? ?????????? (???
Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?” Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam, maka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.” Mereka berkata, “Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu adalah orang-orang yang hina?” Dia (Nuh) menjawab, “Tidak ada pengetahuanku tentang apa yang mereka kerjakan. Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, jika kamu menyadari. Dan aku tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku (ini) hanyalah pemberi peringatan yang jelas.” Mereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati).” Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh kaumku telah mendustakan aku; maka berilah keputusan antara aku dengan mereka, dan selamatkanlah aku dan mereka yang beriman bersamaku.” Kemudian Kami menyelamatkannya (Nuh) dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian setelah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Q.S Asy-Syu’ara 105-122
Allah Swt juga berfirman dalam Surah Nuh berikut:
?????? ??????????? ?????? ????? ???????? ???? ???????? ???????? ???? ?????? ???? ???????????? ??????? ??????? (?) ????? ??? ?????? ?????? ?????? ??????? ??????? (?)
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah), “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih. Dia (Nuh) berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu (Q.S Nuh : 1-2)
KEMUKJIZATAN TERKAIT HAL GAIB
Mungkin kisah ini merupakan bentuk kemukjizatanterkait hal gaib terbesar di Al-qur’an yang kemudian dibktikan oleh penemuan kepurbakalan modern.
Kisah Banjir Topan di Peradaban Kuno
Seperti diketahui sejak lama bahwa kisah tentang banjir topan tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Ada juga kisah tentang banjir topan di sebagian masyarakat Timur Dekat, kisah klasik, India, Burma, Cina, Melayu, Australia, kepulauan Samudera India dan di seluruh masyarakat Indian. Mungkin kisah terpenting adalah kisah banjir topan Sumeria, kisah banjir topan Babilonia, dan kisah banjir topan Yahudi seperti yang diinformasikan oleh Taurat. Meskipun ada penyimpangan yang disusupkan pada sebagian kisah itu. Hanya saja kisah-kisah itu sepakat bhwa banjir topan besar itu memang ada adan terjadi. Diceritakan, ada seorang lelaki saleh yang membuat perahu. Ia membawa semua hewan yang berpasangan, di samping keluarga dan orang-orang beriman kepada Allah yang mengikutinya di perahu itu. Bagian terpenting dari kisah itu adalah sebagai berikut:
Pertama, kisah banjir topan versi Sumeria. Hingga akhir abad lalu, masyarakat meyakini bahwa Taurat merupakan sumber paling awal yang menginformasikan kisah tentang Fir’aun. Namun, penemuan-penemuan modern berhasil membuktikan bahwa itu ilusi belaka. Ini terjadi setelah tahun1852 terungkap naskah berbahasa Babilonia yang menginformasikan badai banjir topan. Pada rentang waktu antara tahun 1889 sampai 1900, delegasi kepurbakalaan Amerika pertama yang melakukan penelitian di Irak, mengungkap lembar tanah liat yang memuat kisah Sumeria tentang banjir topan di kota Nippur (Nufur di Irak). Kemudian kisah ini diikuti oleh orang lain. Yang terlihat dari stempel pada tulisan tentang kisah Sumeria bahwa kisah ini berasal dari masa yang mendekati masa Hammurabi, raja Babilonia yang terkenal. Meskipun bisa diyakini bahwa kisah itu sebelum masa Hammurabi.
Berdasarkan riwayat Sumeria, secara ringkas kisah ini menceritakan seorang raja yang bernama Ziusudra yang digambarkan bertakwa dan takut kepada Allah. Ia juga megabdi ada Allah dengan tawaduk serta khusyuk. Ia mendengar brita soal keputusan yang persiapkan para dewa. Keputusan itu terkait pengiriman banjir topan disertai badai dan hujan terus-menerus selama tujuh hari dan tujuh malam. Banjir ini jug diputuskan menyabu bersih bumi. Ziusudra sendiri digambarkan sebagai seseorang yang menjaga spesies umat manusia dengan cara membuat kapal.
Kedua, kisah banjir topan versi Babilonia, yag bisa didapat dalam beberapa sumber berikut:
- Epos Gilgamesh (Gilgamesh pic)
Pada tanggal 3 Desember 1872, Sydeny Smith mengumumkan keberhasilannya dalam menghimpun serpihan yang tersebar dari Epos Gilgamesh bagian per bagian, yang tertulis dalam 12 puisi, atau lebih tepatnya 12 lembar. Pada lembar kesebelas memuat kisah banjir topan. Secara ringkas diceritakan, bahwa ada seorang lelaki yang bernama Gilgamesh yang diperintah oleh para dewa untuk membuat kapal dan meninggalkan semua harta yang harta yang dimiliki. Ia membawa kea as kapal semua yang bernyawa. Luas kapal yang dibangun itu sama dengan panjangnya. Hujan juga turun terus menerus. Kapalnya terdampar di atas Gunung Nisir (gunung yang terletak diantara DIljahdan Eufrat, Irak).
- Kisah Berosus
Pada pertengahan pertama abad ketiga SM pada masa pemerintahan Raja Antigonus I (280 SM-260 SM), ada salah satu rahib Tuhan Marduk yang bernama Berosus yang berasal dari Babilonia. Berosus mengaku telah menulis sejarah negaranya dengan menggunkan bahasa Yunani dengan tiga bagian. Buku ini memuat kisah banjir topan sebagai berikut:
Dulu hiduplah seorang raja yang bernama Xisutrhas. Raja ini bermimpi bahwa Tuhan memperingatkannya aka nada banjir topan yang menutupi bumi, menghancurkan tanaman dan getah tanaman. Tuhan memerintahkan padanya untuk membuat kapal yang bisa digunakan untuk banjir topan terjadi.
Raja ini membuat kapal yang panjangnya 1000 yard[1]. Di kapal itu, ia mengumpulkan semua kerabat dan sahabatnya, juga makhluk hidup seperti burung dan hewan-hewan yang berkaki empat. Ia membekali diri dengan daging dan minuman.
Banjir topan ini menenggelamkan bumi. Kapalnya pun akhirnya terdampar di atas gunung, yang memungkinkan XIsuthras, istri, anak, dan pemegang kemudi kapal untuk turun. Sang raja pun sujud pada Tuhan. Ia lalu mengajukan kurban.
- Kisah Banjir Topan Dalam Taurat
Kisah ini terdapat pada Kitab Ishah mulai dari Kitab Kejadian keenam hingga kesembilan. Kejadian banjir itu sebagai berikut:
“Tuhan melihat bahwa orang jahat sudah banyak di bumi. Dia bersedih karena itu dilakukan oleh manusia di bumi. Dia menyimpan kesedihan-Nya di dalam hati. Dia bertekad untuk memusnahkan manusia., hwan ternak, hewan melata, dan burung dari permukaan bumi. Dia mengecualikan Nuh dari kelompok yang akan dimusnahkan, karena Nuh adalah lelaki yang baik dan sempurna di tengah-tengah maasyarakatnya. Nuh pun pergi bersama Allah.
Kejahatan manusia pun semakin merajalela. Bumi juga semakin dipenuhi kegelapan. Tuhan memutuskan untuk mengakhiri sejarah umat manusia. Nuh mengetahui apa yang diniatkan oleh Tuhan yang kemudian memerintahkan kepadanya untuk membuat kapal yang besar. Kapal itu dilapisi dengan tir dan aspal dari dalam dan luar, sehingga air tidak bisa terserap ke dalam kapal. Yang ikut ke dalam kapal itu tiap makhluk sepasang yang bernyawa, laki-laki dan perempuan, terutama istri, anak-anak, dan para wanita yang ada di rumahnya. Persediaan makanan pun disesuaikan dengan jumlah orang yang ada di kapal itu,” (Kejadian 6: 1-22).
Tuhan mengulangi kembali perintahnya dalam Ishah sebagai berikut:
“Tuhan memerintahkan padanya dan orang-orang yang bersamanya untuk memasuki kapal karena Tuhan telah memutuskan untuk menenggelamkan bumi seisinya selama tujuh hari setelah hujan terus-menerus turun ke bumi selama empat uluh hari dan empat puluh malam. Atas perintah Tuhan, Nuh naik ke kapal. Ia, keluarga, dan orang-orang yang bersamanya berada di kapal. Kemudian semua mata air memancarkan banjir besar. Semua energi langit juga terbuka. Banjir topan di bumi ini berlangsung selama empat puluh hari.
Air pun melimpah. Kapal pun naik ke atas bumi. Air menutupi semua yang ada di atas bumi. Semua makhluk melata yang di atas bumi, baik manusia, burung, hewan ternak, maupun hewan liar, mti. Nuh dan orang-orang yang bersamanya di kapal selamat, hingga kapal itu bertengger di atas Gunung Ararat.”
Kisah-kisah di atas meskipun memuat juga penyimpangan, tetap saja secara keseluruhan memperkuat terjadinya kisah banjir topan. Secara umum, kisah-kisah itu sesuai dengan informasi yang terdapat dalam Al-qur’an. Pertanyaanya, siapa yang menginformasikan pada Muhammad terkait kisah ini secara terinci, yang peristiwanyaterjadi ribuan tahun sebelum kelahirannya.
**Diambil dari Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis Jilid 1 : Kemukjizatan fakta sejarah
[1] 1 yard sama dengan 3 kaki atau 0,914 meter.