1. Setelah Wafat Adam Dimandikan di Al-Kausar

Rasulullah SAW bersabda, “Ketika Adam wafat, para malaikat memandikanya dengan air dengan jumlah ganjil. Setelah itu, barulah mereka mengebumikannya. Menurut para malaikat, apa yang mereka lakukan itu sama dengan yang dilakukan Adam pada anaknya yang meninggal.”

Tidak, ada informasi apapun mengenai hal ini di Taurat. Dalam kitab orang Yahudi yang lain, seperti kitab Adam wa Hawa (Apocalypse Moses), disebutkan bahwa Adam ketika wafat, para malaikat membawanya untuk dimandikan di Acherusian Lake. Nama ini sangat mirip dengan Telaga Kautsar yang pernah dikatakan Nabi Muhammad Saw bahwa di surga ada telaga yang airnya sangat putih, bahkan lebih putih dari susu, lebih manis dari madu. Ini sama persis dengan apa yang bisa dibaca dalam buku Apocrypha (Apocaypse of Paul) tentang telaga nabi akhir zaman berada di surga. Mereka memandikan Adam sebanyak tiga kali. Ini persis seprti yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad Saw kemudian para malaikat menguburkan Adam setelah dikafani. Buku Apocalypse Moses menyebutkan bahwa roh Nabi Adam tinggal di langit yang ketiga.

Ini juga sanat dekat sekali dengan apa yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad Saw (hadis isra mikraj) bahwa Nabi Muhammad Saw menemui Nabi Adam a.s di langit. Namun, memang terjadi sedikit perbedaan. Hadis menyebut Nabi Adam berada di langit pertama, bukan di langit ketiga. Buku yang sama versi Bahasa Armenia menyebut langit kedua. Pada saat yang sama, sebagian buku Apocrypha menyebut langit pertama, yang sama dengan yang disebutkan dalam hadis.

  1. Pembangunan Ka’bah

?????? ?????????? ?????????????? ??????? ?????????

“(Ingatllah) ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah,” (Q.S Al Hajj :26)

Tidak ada informasi apa pun tertkait ini di taurat. Dalam buku orang Yahudi yang lain, seperti Adam wa Hawa’ disebutkan apa yang dikatakan Adam pada anaknya Syits bahwa Allah akan menunjukkan para pemimpin suatu tempat yang akan mereka bangun sebagai baitullah. Intinya, apa yang disajikan di atas menjelaskan prbedaan yang mencolok antara teks Al-Qur’an dan teks-teks lain yang berasal dari kitab suci Ahli Kitab.

Berikut ini penjelasannya:

  1. Kemukjizatan Al-Qur’an Terkait Informasi Gaib

Topik kisah yang disebutkan dalam Al-Qur’an sangat berbeda dengan kitab suci Ahli Kitab, kanon (bagian dari kitab suci) dan yang bukan kanon. Buku-buku ini (yang sebagiannya mempunyai unsur kesamaan terkait kisah ini dengan Al-Qur’an) jumlahnya sangat banyak. Bahkan, ditulis tidak hanya dengan satu kelompok. Para penggunanya pun tidak hanya ditemukan di satu tempat dan satu waktu saja. Sebagian besar buku itu tidka diketahui tempatnya.

Muhammad Saw datang dengan membawa pengetahuan semua buku itu secara terperinci. Padahal, beliau diketahui ummi (but abaca-tulis). Beliau tinggal di lingkungan padang pasir, bukan di kota. Hal lain yang juga harus diketahui adalah bentuk buku-buku zaman dulu yang besar sekali yang mustahil bisa mengutipnya dengan sembunyi-sembunyi. Zaman itu juga jarang sekali terjadi penulisan dan penyalinan kitab. Penyalinan kitab juga masih manualdengan menggunakan tangan. Saat itu banyak penguasa yang berakidah sesat juga membakar buku.

Ini merupakan bagian dari kemukjizatan Al-Qur’an terkait informasi gaib yang disampaikannya. Al-Qur’an berhasil menarik perhatian kita terhadap masalah dan kisah ini, terutama terkait dengan ketidaktahuan Nabi Muhammad Saw ihwal perdebatan malaikat soal Nabi Adam sebelumnya. seperti yang terekam dalam ayat berikut:

??? ????? ???? ???? ?????? ??????????? ??????????? ???? ?????????????

???? ??????? ??????? ?????? ???????? ????? ??????? ???????

???? ????? ??????? ??????????????? ?????? ??????? ??????? ???? ?????

“Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al-mala’ul a’la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dari tanah’,” (Q.S Shad: 69-71)

  1. Kemukjizatan di atas pasti menarik perhatian pembaca manapun.

Topik itu menunjukkan bahwa teks Al-Qur’an terbebas dari ilusi dan imajinasi Ahli kitab seperti pesta pernikahan Adan dan Hawa, rembulan tertawa, Adam mepunyai dua wajah, Adam tidak bisa dibedakan dengan Tuhan, dan adam dikhawatirkan akan mirip dengan Tuhan. Meskipun ada beberapa bagian lain yang sama dengan Al-Qur’an. Namun, semua kisah itu bercorak tuturan lisan. Ini sesuai dengan ayat berikut:

??????? ?????????????? ?????????? ? ?????? ????? ???? ?????? ?????? ??????? ?????????? ????? ??????????? ????????

“Apakah mereka tidak memperatikan Al-Qur’an? Kalua kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya,” (Q.S An-Nisa : 82)

Bahkan, Al-Qur’an meluruskan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada kitab-kitab terdahulu. Al-Qur’an juga membesihkan kitab-kitab sebelumya dari ilusi-ilusi dan imajinasi kosong, seperti disebutkannya burung gagak dua anak Adam, tidak disebutkannya peralihan bulu burung gagak ini menjadi putih yang pantas, juga disebutkannya cahaya bula yang menghilang secara tiba-tiba. Ini sesuai dengan apa yang dikaji dalam ilmu pengetahuan modern.

??????????? ????????? ???????????? ????????? ? ??????????? ????? ????????? ??????????? ????? ?????????? ??????????

“Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang.” (Q.S Al-Isra’: 17)

Di ayat itu tidak dijelaskan apa yang menjadi penyebab menghilangnya sinar rembulan, bahwa rembulan tertawa dan melecehkan Adam yang dikeluarkan dari  surga. Ini merupakan kehebatan Al-Qur’an di atas kitab-kitab itu.

  1. Kemukjizatan Kabar Bahagia

Dua topik terakhir pada tema di atas menjelaskan bahwa buku-buku Ahli Kitab juga menyebut ihwal Ka’bah dan Telaga Kausar. Pembahasan itu sangat jelas terutama di kitab-kitab yang tersembunyi. Bagaimana Nabi Muhammad Saw bisa mendengar itu semua?

  1. Pelurusan Akidah yang Benar-benar Salah

Seperti diketahui, orang Nasrani percaya bahwa kesalahan Adam tak terampuni. Inilah yang menharuskan anak Tuhan harus disalib demi menebus kesalahan Adam untuk kepentingan umat manusia. Pada topik nomor 18 didapati teks tertulis. Teks itu ada yang bisa dipertanggung jawabkan dan ada yang tidak bisa dipetanggung jawabkan, yang menyebutkan bahwa kesalahan Adam terampuni, seperti keberadaan hikmah yang telah menyelamatkan Adam dari kesalahannya (Hikmah-Kitab Perjanjian Lama). Kalimat pertobatan Adam sudah diterima di sisi Allah. Adam juga tidak menjadi faktor yang menyebabkan kematian manusia. Tiap manusia justru Adam itu sendiri. Adam juga hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri (Baruk II dan Talmud). Bahkaan ada pelurusan yang legkap dalam Yehezkiel di Taurat (Ishah, 18) yang hanya membicarakan penolakan kepercayaan dosa bawaan.

Karena faktor ini dan faktor yang lain, beberapa kelompok umat Nassrani klasik menolak teologi ini. Ini seperti dilakukan dilakukan kelompok pendeta Irlandia abad keempat bernama Pelagius yang menolak pemaksaan teologi ini. Sayangnya, para pengikutnya menambahkan teologi ini ke dalam materi ajaran gereja, terutama di gereja-gereja yang ada di Timur. Lembaga Lode pada tahun 415 mengumumkan bahwa teologi dosa bawaan ini merupakan teollogi yang lurus. Imbasnya bisa dirasakan sampai hingga hari ini pada teologi takdir (semua sudah diatur, predestination) bagi pengikut John Calvin dan bebas berkehendak (free wil) bagi pengikut Saint Agustine.[6]

Sebelum ini diakhiri, ada sedikit tanda tanya. Setidaknya ada 16 teologi non-Nasrani yang pengikutnya menganggap ada orang suci yang mau mengorbankan diri disalib sebagai tebusan bagi mereka. Lalu, siapa orang suci hakiki yang mau mengorbankan dirinya? Joshua, Krisna, Budha, atau yang lain?

????? ????? ?????? ?????????? ???? ?????????? ???? ????? ??????? ????????? ????????? ??????? ?????? ???????? ??????????? ?????????? ??? ?????? ????? ???? ????? ?????????????

“Tidaklah mungkin Al-Qur’an dibuat oleh selain Allah, namun (Al-Qur’an itu) meluruskan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hokum-hukum yang telah ditetapkannya. Tidak ada keraguan di dalamnya (bahwa kitab ini diturunkan) dari Tuhan semesta alam,” (Q.S Yunus: 37)

**Diambil dari Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis Jilid 1 : Kemukjizatan fakta sejarah

[6] Encyclopedia Britania, entri “original sin”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *