Pendahuluan

            Sejak diterbitkan Surat Edaran Kemdikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, baik daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan). Kondisi darurat Covid-19 berdampak pada proses pembelajaran untuk sementara tidak lagi dilakukan secara tatap muka.

            Namun, pendidikan merupakan suatu proses dinamis. Dalam kondisi apapun, pengalaman belajar yang bermakna diperlukan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan hak siswa untuk mendapatkan pembelajaran tetap terpenuhi.

Latar belakang

            Sepanjang masa Pembelajaran Jarak Jauh ini, masih banyak siswa yang mengaku bosan dan kelelahan. Banyak siswa mengeluh jika mereka dibebani berbagai tugas dari berbagai mata pelajaran, sehingga tidak sempat beristirahat. Jam sekolah terasa lebih melelahkan  dibandingkan jam sekolah sebelum masa pandemi. Tugas menumpuk, kurang paham konsep namun terpaksa harus melakukan ujian, kalau tidak ingin kehilangan nilai. Nilai pas-pasan, kalau kurang masih harus ikut remedial. Stres jadinya!

            Di sisi lain guru-guru juga mengeluh, sudah berusaha mati-matian mengajar dan memberi tugas agar siswa tidak ketinggalan materi pelajaran dan dapat lulus dengan nilai yang minimal sesuai target KKM.

            Pembelajaran jarak jauh menguras tenaga dan perasaan kita semua, guru, siswa, dan orangtua. Namun demikian, tantangan pembelajaran jarak jauh bukanlah suatu hal yang harus dikeluhkan terus menerus. Alangkah lebih baik apabila kita sebagai pendidik berusaha mencari solusi terbaik yang tidak membebani siswa, guru dan orang tua sehingga dapat memberikan pengalaman belajar jarak jauh yang bermakna.

            Pengalihan Ujian Nasional menjadi Asesmen Nasional menjadi titik fokus kegiatan pembelajaran kelas VI Sekolah Dasar Islam Terpadu A BA TA. Asesmen nasional adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah yang mendorong guru mengembangkan kompetensi kognnitif yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh. Pembelajaran yang bukan sekedar menguasai konten tapi menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan siswa.

Rumusan masalah

            Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus masalah dalam artikel ilmiah ini adalah bagaimana penerapan pembelajaran berbasis kompetensi pada siswa kelas VI SD Islam Terpadu A BA TA?

Tujuan

            Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran berbasis kompetensi pada siswa kelas VI SD Islam Terpadu A BA TA.

Pembahasan

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. 1

         Pembelajaran berbasis kompetensi berorientasi pada pencapaian kompetensi siswa yang dapat dilihat dari pemahaman konsep, keterampilan menerapkan konsep dalam berbagai konteks, serta sikap-sikap yang menyertainya. 

Tujuan esensial pendidikan dalam pembelajaran kompetensi yaitu menalar, kemandirian, siap hidup, dan ujian bermakna, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Berpusat pada kebutuhan
  2. Belajar untuk pemahaman konsep
  3. Menunjukkan kinerja dengan menerapkan konsep
  4. Pembelajaran terkait dengan konteks kehidupan nyata siswa
  5. Orientasi pada proses dan pengembangan kompetensi

      Dalam hal ini penulis mengambil kompetensi memasak sebagai konteks kehidupan nyata siswa yang dikaitkan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia materi teks prosedur.

Memasak

Memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan untuk dimakan dengan cara memanaskan pada bahan makanan agar bahan makanan tersebut bisa dikonsumsi.2

Kegiatan ini menekankan pada praktik pembelajaran yang dilandasi orientasi pada anak berdasarkan relasi positif yang saling memahami antara siswa dan orangtua.

Banyaksekali manfaat dari kegiatan memasak yang melibatkan dan memanusiakan hubungan antara siswa dan orangtua, diantaranya adalah :

Mempelajari keterampilan memasak sedini mungkin dapat mengasah keterampilan hidup untuk masa depan.

Dapur dapat menjadi tempat yang bagus bagi anggota keluarga untuk menjalin komunikasi, membangun hubungan yang kuat.

Mendorong, melibatkan, dan mengapresiasi anak dalam aktivitas harian seperti memasak dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak.

Aktivitas memasak, seperti mengaduk, menggulung, memeras, dan sebagainya dapat membantu perkembangan fisik anak

Dengan memasak, anak dapat belajar mengenal berbagai rasa dan mengasah ketajaman indra pengecap mereka.

Mulai dari menghitung takaran, membaca komposisi bahan, menyalakan kompor, hingga menghias masakan adalah sarana yang bagus untuk menerapkan ilmu yang sebelumnya telah dipelajari  anak.

Penerapan pembelajaran berbasis kompetensi terdiri dari 4 tahap yaitu

Tahap ini dilakukan menggunakan aplikasi quizizz. Hasil dari asesmen diagnosis ini didapatkan data bahwa 30% siswa dalam kondisi tidak senang, 44% mengisi waktu di rumah dengan bermain handphone, 61% kegiatan pembelajaran didampingi atau dibantu oleh orangtua, 30% mengulang materi yang diberikan di sekolah dan 80% memiliki handphone sendiri.

      Tahap ini memandu siswa bukan sekedar menguasai konten tapi juga menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di beragam konteks.

      Siswa memahami konsep tentang pengertian, ciri-ciri, dan fungsi dari teks prosedur serta alur kegiatan sampai presentasi. Tahap ini dilakukan dengan aplikasi zoom sebagai kegiatan sinkron pembelajaran terpadu dan memastikan pemahaman siswa terhadap suatu materi.

Gambar 2. Pemahaman konsep

Gambar 3. Alur presentasi

      Tahap ini memandu siswa mengalami rute pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui umpan balik dan berbagai praktik baik serta memanfaatkan sumber daya dan kesempatan yang ada di sekitarnya.

      Pada tahap ini siswa melakukan diskusi menentukan masakan tradisional, membuat perencanaan memasak bersama keluarga mulai dari persiapan peralatan dan bahan yang diperlukan serta waktu melakukan kegiatan memasak dan terakhir adalah membuat pelaporan teks prosedur dalam bentuk ms. Word atau power point atau video singkat.

Gambar 4. Numerasi Kemal

Gambar 5. Praktik memasak Akhtar

Refleksi dilakukan bersama oleh guru dan siswa setelah kegiatan akhir pelaporan selesai menggunakan aplikasi zoom. Tujuan refleksi adalah untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan kegiatan pembelajaran, mencari alternatif penyelesaian untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran berikutnya serta mengetahui emosi dan psikologi siswa dalam menjalani rute pengalaman bermakna materi teks prosedur berupa kegiatan memasak. Alhamdulillah siswa antusias menceritakan pengalaman memasak bersama keluarga dan tanpa sadar mengerti cara membuat teks prosedur serta siswa menyatakan senang melakukan kegiatan tersebut dan meminta kegiatan memasak lagi.

Gambar 6. Refleksi via zoom

Pembelajaran jarak jauh itu bukan tentang secanggih apa teknologi yang digunakan namun tentang bagaimana guru bisa mengakomodir kebutuhan dan kemampuan siswa. Pembelajaran berbasis kompetensi bisa menjadi alternatif dalam kegiatan pembelajaran karena berpusat pada siswa. Siswa mampu mengembangkan kompetensi sehingga mereka dapat menalar, menjadi pribadi mandiri yang mampu menghadapi ujian bermakna dan kelak siap untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan. 

Heni Irmayanti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *